SEMOGA BLOG INI BERMANFAAT DAN MENJADI LADANG IBADAH KITA DAN NIATKAN SEMUA AMALAN KITA UNTUK IBADAH KARENA ALLAH TA'ALA. UNTUK MENCARI RIDHO ALLAH

Jumat, 22 Mei 2020

AMALAN SHOLAWAT MA'RIFAT

SHOLAWAT MA'RIFAT

اللّٰهُمَّ كَمَا اَنْتَ اَهْلُهُ، صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا وَشَفِيْعِنَا وَحَبِيْبِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا هُوَ أَهْلُهُ، نَسْأَلُكَ اللّٰهُمَّ بِحَقِّهٖ أنْتُغْرِقَنَا فِي لُجَّةِ بَحْرِ الْوَحْدَةِ، حَتَّى لاَنَرٰى وَلانَسْمَعَ وَلانَجِدَ وَلانُحِسَّ وَلانَتَحَرَّكَ وَلانَسْكُنَا إِلاَّ  بِهَا، وَتَرْزُقَنَا تَمَامَ مَغْفِرَتِكَ يَاأللّٰهُ وَتَمَامَ نِعْمَتِكَ يَاأللّٰهُ وَتَمَامَ مَعْرِفَتِكَ يَاأللّٰهُ وَتَمَامَ مَحَبَّتِكَ يَاأللّٰهُ وَتَمَامَ رِضْوَانِكَ يَاأللّٰهُ, وَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَيْهِ وَعَلٰى آلِهٖ وَصَحْبِهٖ. عَدَدَ مَا أَحَاطََ بِهٖ عِلْمُكَ وَأَحْصَاهُ كِتَابُكَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

ALLOOHUMMA KAMAA ANTA AHLUH; SHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA WAMAULAANAA, WASYAFII’INAA, WAHABIIBINAA, WAQURROTI A’YUNINAA MUHAMMADIN SHOLLAL-LOOHU ’ALAIHI WASALLAMA KAMAA HUWA AHLUH; NAS-ALUKAL LOOHUMMA BIHAQQIHI AN TAGHRIQONAA FII LUJJATI BAHRIL WAHDAH; HATTAA LAA NAROO WALAA NASMA’A, WALAA NAJIDA WALAA NUHISSA, WALAA NATAHARROKA WALAA NASKUNA ILLAA BIHAA; WATARZUQONAA TAMAAMA MAGHFIROTIKA YAA ALLOH, WATAMAAMA NI’MATIKA YAA ALLOH, WATAMAAMA MA’RIFATIKA YAA ALLOH, WATAMAAMA MAHABBATIKA YAA ALLOH, WATAMAAMA RIDLWANIKA YAA ALLOH; WASHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAIHI WA’ALAA AALIHI WASHOHBIH. ‘ADADA MAA AHAATHO BIHII ‘ILMUKA WA AHSHOOHU KITAABUK; BIROHMATIKA YAA ARHAMAR-ROOHIMIIN, WALHAMDU LILLAAHI ROBBIL’AALAMIIN………….(7X)

Artinya : Yaa Alloh, sebagaimana keahlian ada pada-MU, limpahkanlah sholawat salam barokah atas Junjungan kami, Pemimpin kami, Pemberi Syafa’at kami, Kecintaan kami, dan Buah jantung hati kami Kanjeng Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi WaSallam yang sepadan dengan keahlian Beliau, kami bermohon kepada-MU Yaa Alloh, dengan hak kemuliaan Beliau, tenggelamkanlah
kami didalam pusat dasar samudra ke-Esaan-MU sedemikian rupa sehingga tiada kami melihat dan mendengar, tiada kami menemukan dan merasa, dan tiada kami bergerak maupun berdiam, melainkan senantiasa merasa didalam samudra Tauhid-MU dan kami bermohon kepada-MU Yaa Alloh, limpahilah kami ampunan-MU yang sempurna Yaa Alloh, ni’mat karunia-MU yang sempurna Yaa Alloh, sadar ma’rifat kepada-MU yang sempurna Yaa Alloh, cinta kepad-MU dan
menjadi kecintaan-MU yang sempurna Yaa Alloh, ridho kepada-MU dan memperoleh ridho-MU pula yang sempurna Yaa Alloh. Dan sekali lagi Yaa
Alloh, limpahkanlah sholawat salam dan barokah atas Beliau Kanjeng Nabi dan atas keluarga dan sahabat Beliau sebanyak bilangan segala yang diliputi oleh Ilmu-MU dan termuat di dalam Kitab-MU, dengan Rahmat-MU Yaa Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan segala puji bagi Alloh Tuhan seru sekalian alam.

Pada awal bulan Juli 1959. Hadlrotus Syekh Al-Mukarrom Romo KH Abdoel Madjid Ma’roef, Pengasuh Pesantren Kedunglo, Desa Bandar Lor, Kota Kediri, menerima “alamat ghoib”- istilah Beliau - dalam keadaan terjaga dan sadar, bukan
dalam mimpi. Maksud dan isi alamat ghoib tersebut kurang lebih: “supaya ikut berjuang memperbaiki mental masyarakat lewat jalan bathiniyah”.
Sesudah menerima alamat ghoib tersebut Beliau sangat prihatin. Kemudian mencurahkan / memusatkan kekuatan bathiniyah, bermujahadah (istilah Wahidiyah), bermunajat / mendekatkan diri kepada Alloh memohon bagi kesejahteraan ummat masyarakat, terutama perbai-kan mental / akhlaq dan kesadaran kepada Alloh wa Rosuulihi.
Do’a-do’a / amalan yang Beliau perbanyak adalah do’a sholawat, seperti Sholawat Badawiyah, Sholawat Nariyah, Sholawat Munjiyat, Sholawat Masisiyah dan masih banyak lagi. Boleh dikatakan bahwa hampir seluruh doa yang beliau
amalkan untuk memenuhi maksud alamat ghoib  tersebut adalah do’a Sholawat. Seakanakan boleh dikatakan bahwa seluruh waktu beliau tidak ada
yang tidak dipergunakan untuk membaca sholawat. Suatu contoh ketika bepergian dengan naik sepeda, beliau memegang stir sepeda.dengan tangan kiri, sedang tangan kanan Beliau dimasukkan ke dalam saku baju untuk memutar tasbih. Untuk amalan Sholawat Nariyah misalnya
Beliau sudah terbiasa mengkhatamkannya dengan bilangan 4444 kali dalam tempo kurang lebih 1
(satu) jam.
Banyaknya bilangan bacaan yang ditempuh dalam waktu sesing-kat itu bagi Beliau tidaklah.mustahil. Itulah yang dinamakan “KAROMAH” yang diberikan oleh Alloh kepada sebagian Waliyulloh. Karomah tersebut lazimnya disebut “thoyyul-waqti” (melipat/menyingkat waktu).sebagaimana karomah yang serupa yang disebut “thoyyul-ardli” (melipat/ memperpendek jarak bumi). Yakni suatu jarak / jangka waktu yang umumnya harus ditempuh dalam waktu yang lama (beberapa jam/hari/ minggu), bagi sebagian waliyulloh yang diberi karomah di bidang itu bisa ditempuh hanya beberapa saat saja. Bahkan ada yang hanya dalam waktu sekejap mata. Dalam Al Qur an, Alloh menghikayahkan seorang pengikut Nabi Sulaiman yang diberi kemampuan mendatangkan singgasana Ratu Bilqis di hadapan Nabi Sulaiman dalam waktu sekejap mata:

ﻗَﺎﻝَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻋِﻨْﺪَﻩُ ﻋِﻠْﻢٌ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻜِﺘَﺎﺏِ ﺇِﻧّﺂ ﺁﺗـِﻴْﻚَ ﺑِﻪِ ﻗَﺒْﻞَ ﺃﻥْ ﻳَّﺮْﺗَﺪَّ ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻃـَﺮْﻓﻚَ ( ﺍﻟﻨﻤﻞ: ٤٠ )

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari kitab “aku akan mendatangkan singgasana itu kepadamu sebelum kamu berkedip” (Q.S. An-Namli 40).

Pada awal Tahun 1963 Beliau menerima alamat ghoib lagi, seperti yang Beliau terima pada tahun 1959. Alamat yang ke dua ini bersifat peringatan terhadap alamat ghoib yang pertama. Maka Beliaupun mening-katkan mujahadah / ber-dhepe-dhepe-nya kepada Alloh, sehingga kondisi fisik / jasmani Beliau sering terganggu, namun tidak mempengaruhi kondisi bathiniyah Beliau.
Tidak lama dari alamat ghoib yang ke dua itu, masih dalam tahun 1963, beliau menerima lagi alamat ghoib dari Alloh, untuk yang ke tiga kalinya. Alamat yang ke tiga ini lebih keras lagi dari pada yang kedua “Malah kulo dipun ancam menawi mboten enggal-enggal ngelaksanaaken” (malah saya diancam kalau tidak cepat-cepat melaksanakan). Demikian kurang lebih penjelasan beliau “Saking kerasipun peringatan lan ancaman, kulo ngantos gemeter sak bakdanipun meniko” (karena kerasnya peri-ngatan dan ancaman, saya sampai gemetar sesudah itu), tambah Beliau. Sesudah itu semakin bertambahlah prihatin, mujahadah, taqorrub dan permohonan Beliau ke Hadlirot Alloh.

Dalam situasi bathiniyah yang senantiasa ber-tawajjuh ke Hadlirat Alloh wa Rosulihi itu (masih dalam tahun 1963), beliau menyusun suatu do’a sholawat. ”Kulo lajeng ndamel oret-oretan” (saya lalu membuat coretan), istilah Beliau. “Sak derenge kulo inggih mboten angen-angen badhe nyusun sholawat” (sebelumnya saya tidak berangan-angan menyusun Sholawat). Beliau menjelaskan: “Malah anggen kulo ndamel namung kalian nggloso” (bahkan dalam menyusun saya hanya dengan tiduran).
Yang dimaksud do’a sholawat yang baru lahir dari kandungan bathiniyah yang bergetar dalam frekuensi tinggi kepada Alloh wa Rosuulihi, bathiniyah yang diliputi rasa tanggung jawab dan prihatin terhadap ummat masyarakat, adalah Sholawat sebagai berikut:

ﺍَﻟﻠّﻬُﻢَّ ﻛَﻤَﺂ ﺃَﻧـْﺖَ ﺃَﻫْـﻠُﻪْ , ﺻَـﻞّ ﻭَﺳَـﻠّﻢْ ﻭَﺑـَﺎﺭِﻙ ْﻋَـلٰى سَـﻴّــﺪِﻧـَﺎ ﻭَﻣَــﻮْﻻﻧَـﺎ ﻭَﺷَﻔِـﻴْﻌِﻨَﺎ ﻭَﺣَﺒِـﻴْﺒـِﻨَﺎ ﻭَﻗُـﺮَّﺓ ِﺃَﻋْـﻴُـﻨِـﻨَﺎ ﻣُﺤَـﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻛﻤَﺎ ﻫُﻮَ ﺃَﻫْـﻠُﻪْ, ﻧَﺴْـﺄَﻟُﻚَ ﺍﻟﻠّـﻬُﻢَّ ﺑـِﺤَﻘِّﻪِ ﺃَﻥْ ﺗُﻐْﺮِﻗَـﻨَﺎ ﻓِﻰ ﻟُﺠَّﺔِ ﺑَﺤْﺮ ﺍﻟْﻮَﺣْﺪَﺓْ, ﺣَﺘَّﻰ ﻻ ﻧَﺮَﻯ ﻭَﻻﻧَﺴْﻤَﻊَ ﻭﻻ ﻧَﺠِﺪَ ﻭَﻻَ
ﻧُﺤِﺲَّ ﻭَﻻ ﻧَـﺘَﺤَﺮَّﻙ ﻭَﻻ ﻧَﺴْﻜُﻦَ ﺇِﻻّ َّﺑِﻬَﺎ, ﻭَﺗَﺮْﺯُﻗَــﻨَﺎ ﺗَﻤَـﺎﻡَ ﻣَﻐْـﺮﻑ ﺗِﻚْ, ﻭَﺗَﻤَﺎﻡَ ﻧِﻌْﻤَﺘـِﻚ,ْ ﻭَﺗَﻤَﺎﻡَ ﻣَﻌْﺮِِﻓَـﺘِﻚْ, ﻭَﺗَﻤَﺎﻡَ ﻣَﺤَﺒَّـﺘِـﻚْ, ﻭَﺗَـﻤَﺎﻡَ ﺭﺿْـﻮَﺍﻧِﻚْ, ﻭَﺻَـﻞّ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ ﻭَﺑَﺎﺭﻙْ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﻋَﻠَﻯﺂﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪْ, ﻋَﺪَﺩَ ﻣَﺂ ﺃَﺣَﺎﻁ ﺑﻪِ ﻋِﻠْﻤُﻚ ﻭَﺃَﺣْﺼَـﺎﻩُ ﻛِﺘَﺎﺑُﻚْ, ﺑِﺮَﺣْﻤَـﺘِﻚَ ﻳـَﺂ ﺃَﺭْﺣَﻢَ ﺍﻟﺮَّﺍﺣِﻤِﻴْﻦ , ﻭَﺍﻟْﺤَـﻤْـﺪُ ِﻟﻠﻪِ ﺭَﺏّ ِﺍﻟْـﻌَﺎﻟَﻤِــْﻴﻦ.

“Niki kulo namekaken Sholawat Ma’rifat” (Ini saya namakan Sholawat Ma’rifat), penjelasan Beliau.

Dalam sholawat tersebut belum ada kalimat ﻳَﺂ ﺃَﻟﻠﻪ setelah kalimat ﺗــَﻤَﺎﻡَ ﻣَـﻐْـــﺮﻑ ﺗـِﻚ dan seterusnya seperti yang ada sekarang ini.
Kemudian Beliau menyuruh tiga orang supaya mengamalkan sholawat yang baru lahir tersebut.
Tiga orang yang Beliau sebut sebagai pengamal percobaan itu ialah Bapak Abdul Jalil (almarhum) seorang tokoh tua (sesepuh) dari desa Jamsaren, Kota Kediri, Bapak Mukhtar (seorang pedagang dari desa Bandar Kidul, Kota Kediri), dan seorang santri pondok Kedunglo yang bernama Dakhlan, dari Demak, Jawa Tengah. Alhamdu lillah , setelah mengamalkan sholawat tersebut mereka menyampaikan kepada Beliau bahwa mereka dikaruniai rasa tenteram dalam hati, tidak ngongso-ngongso dan lebih banyak ingat kepada Alloh. Setelah itu Beliau menyu-ruh lagi beberapa santri pondok supaya mengamalkannya.
Alhamdulillah, hasilnya juga sama seperti yang diperoleh oleh tiga orang tersebut di atas. Beberapa waktu kemudian (masih dalam tahun 1963) bertepatan dengan bulan Muharram Beliau menyusun Sholawat lagi yaitu:

ﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻳَﺎﻭَﺍﺣِـﺪُ ﻳَﺂ ﺃَﺣَﺪْ , ﻳَـﺎﻭَﺍﺟِـﺪُ ﻳَﺎﺟَﻮَﺍﺩْ , ﺻَﻞّ ﻭَﺳَﻠِّـﻢْ ﻭَﺑَﺎﺭﻙْ ﻋَﻠَﻰ ﺳَـﻴّـِِﺪِﻧـَﺎ ﻣُﺤَـﻤَّﺪٍ ﻭَّﻋَـﻠَﻰ ﺁﻝِِ ﺳَﻴـِّﺪِﻧـَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪْ , ﻓِﻯﻜُﻞِّ ﻟـَﻤْﺤَﺔ ٍ ﻭَّﻧَـﻔَﺲٍٍ ﺑِﻌَـﺪَﺩِ ﻣَـﻌْﻠُﻮْﻣَﺎﺕِ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﻓُـﻴُـﻮْﺿَﺎﺗِﻪِ ﻭَﺃَﻣْﺪَﺍﺩِﻩْ

Sholawat tersebut kemudian diletakkan pada urutan pertama dalam susunan Sholawat Wahidiyah. Karena lahirnya Sholawat ini pada bulan Muharram, maka Beliau menetapkan bulan Muharram sebagai bulan kelahiran Sholawat Wahidiyah yang diperingati ulang tahunnya dengan pelaksanaan Mujahadah Kubro Wahidiyah pada setiap bulan tersebut.

Untuk mencoba khasiat sholawat yang kedua ini, Beliau menyuruh beberapa orang supaya mengamalkannya, Alhamdulillah, hasilnya lebih positif lagi. Yaitu mereka dikarunia oleh Alloh, ketenangan bathin dan kesadaran hati kepada Alloh yang lebih mantap.
Semenjak itu Beliau memberi ijazah Sholawat:

ﺍَﻟﻠـــَّــﻬُﻢَّ ﻳَﺎﻭَﺍﺣـــِــﺪُ  dan  ﻟﻠّـﻬُــﻢَّ ﻛــَﻤَﺂ ﺃَﻧــْﺖَ ﺃَﻫْـﻠــُﻪُ
ْ
tersebut secara umum, termasuk para tamu yang sowan (berziarah) kepada Beliau. Disamping itu, Beliau menyuruh seorang santri untuk menulis sholawat-sholawat tersebut dan mengirimkannya kepada para ulama / kyai yang diketahui alamatnya dengan disertai surat pengantar yang beliau tulis sendiri. Isi surat pengantar itu antara lain; agar sholawat yang dikirim itu bisa diamalkan oleh masyarakat setempat. Sejauh itu tidak ada jawaban negatif dari para ulama / kyai yang dikirimi.

Dari hari ke hari semakin banyak yang datang memohon ijazah amalan Sholawat Wahidiyah.
Oleh karena itu Beliau memberikan ijazah secara mutlak. Artinya disamping diamalkan sendiri supaya disiarkan / disampaikan kepada orang lain tanpa pandang bulu.
Sejak sebelum lahirnya Sholawat tersebut, di masjid Kedunglo setiap malam Jum’at (secara rutin) diadakan pengajian kitab Al-Hikam yang dibimbing langsung oleh Hadhrotul Mukarrom Muallif sendiri. Pengajian tersebut diikuti oleh para santri, masyarakat sekitarnya dan beberapa kyai dari sekitar kota Kediri. Pada suatu pengajian rutin tersebut, Sholawat “ALLOOHUMMA KAMAA ANTA AHLUH …..” ditulis di papan tulis dan Beliau menerangkan / menjelaskan hal-hal yang terkandung di dalamnya, kemudian memberi ijazah secara mutlak pula untuk diamalkan dan disiarkan disamping Sholawat “ALLOOHUMMA YAA
WAAHIDU…”.
Dengan semakin banyaknya orang yang memohon ijazah dua sholawat tersebut, maka untuk memenuhi kebutuhan, Bapak KH Mukhtar, Tulung agung, seorang pengamal Sholawat Wahidiyah yang juga ahli khoth (kaligrafi / tulis Arab) membuat lembaran Sholawat Wahidiyah yang terdiri dari “ALLOOHUMMA KAMAA ANTA AHLUH .....” dan “ALLOOHUMMA YAA WAAHIDU .…”. Pembuatannya menggunakan stensil yang sederhana dan dengan biaya sendiri serta dibantu oleh beberapa orang pengamal dari Tulungagung.

Pengajian kitab Al-Hikam yang dilaksanakan setiap malam Jum’at itu, atas usulan dari para peserta yang menjadi Pegawai / Karyawan, dirobah menjadi hari Minggu pagi sampai
sekarang. Sebelum pengajian kitab Al-Hikam didahului dengan Sholat Tasbih berjama’ah dan Mujahadah Sholawat Wahidiyah. Pada suatu Pengajian kitab Al-Hikam (masih dalam tahun 1963) Beliau menjelaskan tentang “HAQIQOTUL
WUJUD” sampai pengertian dan penerapan “BIHAQIQOTIL MUHAMMA-DIYYAH” yang dikemudian hari disempurnakan dengan penerapan “LIRROSUL-BIRROSUL”. Pada saat itu tersusunlah Sholawat yang ke tiga yaitu:

ﻋَﻠَـِﻴْﻚَ ﻧـُﻮْﺭَ ﺍﻟْﺨَﻠْﻖِ ﻫَـﺎﺩِﻱَ ﺍْﻷَﻧَﺎﻡْ ﻓَـﻘَــﺪْ ﻇَـﻠَـﻤْـﺖُ ﺃَﺑـَﺪًﺍ ﻭَّﺭَ ﺑّـﻨـِـﻰْ ﻓـَﺈ ِﻥْ ﺗـَﺮُﺩَّ ﻛُـﻨْـﺖُ ﺷَـﺨـْﺼًﺎ ﻫَﺎﻟِﻜَﺎ
*
*
*
ﻳَﺎﺷَـﺎﻓِـﻊَ ﺍﻟْﺨَﻠْﻖِ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓ ُ ﻭَﺍﻟﺴَّﻼَﻡْ ﻭََﺃَﺻْــﻠَـﻪُ ﻭَﺭُﻭْﺣَــﻪ ُ ﺃَﺩْﺭِﻛـْـــﻨــِﻰ ﻭَﻟَﻴـْــﺲَ ﻟِﻰ ﻳَﺎ ﺳَـﻴِّـﺪِﻯْ ﺳِـﻮَﺍﻛـَﺎ

Sholawat yang ke tiga ini disebut “SHOLAWAT TSALJUL QULUB” (Sholawat salju hati / pendingin hati). Nama lengkapnya “SHOLAWAT TSALJUL GHUYUUB LITABRIIDI HAROROTIL- QULUUB” (Sholawat Salju dari alam ghoib untuk mendinginkan hati yang panas).
Ketiga rangkaian Sholawat tersebut diawali dengan surat Al-Fatihah, diberi nama“SHOLAWAT WAHIDIYAH”. Kata “WAHIDIYAH” diambil sebagai tabarukan (mengambil berkah) salah satu dari “ASMAUL HUSNA” yang terdapat dalam Sholawat yang pertama, yaitu “WAAHIDU”, artinya “MAHA SATU”. Satu tidak bisa dipisah-pisahkan lagi.
Mutlak SATU AZALAN WA ABADAN. “SATU” bagi Alloh tidak seperti “satu”-nya” makhluq.

Para ahli mengatakan, bahwa diantara khowas (hasiat) AL-WAAHIDU, adalah menghilangkan rasa bingung, sumpek, resah / gelisah dan takut.
Barang siapa membacanya 1000 kali dengan sepenuh hati dan khudlu’, maka dia dikaruniai Alloh tidak mempunyai rasa takut / khawatir kepada makhluq, di mana takut kepada makhluq itu adalah sumber dari segala balak / bencana di
dunia dan akhirat. Dia hanya takut kepada Alloh saja! Barang siapa memperbanyak dzikir “AL-WAAHIDU AL-AHAD” atau “YAA WAAHIDU YAA AHADU” maka Alloh membuka hatinya untuk sadar bertauhid / memahaesakan Alloh sadar Billah.

Pada tahun 1963, diadakan pertemuan /
silaturrahmi yang diikuti oleh para ulama / kyai dan tokoh masyarakat yang sudah mengamalkan Sholawat Wahidiyah dari Kediri, Tulungagung, Blitar, Jombang dan Mojokerto bertempat di Langgar (Musholla) Bapak KH. Abdul Jalil (Almar-hum) Jamsaren - Kediri. Musyawarah tersebut dipimpin oleh Hadlrotul Mukarrom Muallif Sholawat Wahidiyah sendiri. Diantara hasilnya adalah susunan redaksi / kalimat yang ditulis di
dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah, termasuk garansi / jaminan. Mengenai redaksi jaminan / garansi itu atas usulan dari Beliau dan disetujui oleh seluruh peserta musyawarah. Redaksinya adalah: “MENAWI SAMPUN JANGKEP 40 DINTEN
BOTEN WONTEN PEROBAHAN MANAH, KINGING DIPUN TUNTUT DUN-YAN WA UKHRON”
-“Kedunglo Kediri”
Pada awal tahun 1964, menjelang peringatan ulang tahun lahir-nya Sholawat Wahidiyah yang pertama (EKA WARSA) dalam bulan Muharram, Lembaran Sholawat Wahidiyah mulai dicetak dengan klise yang pertama kalinya di kertas HVS putih sebanyak + 2500 lembar. Yang mengusahakan klise dan percetakan itu Bapak KH Mahfudz dari Ampel-Surabaya, atas biaya dari Ibu Hj. Nur AGN (almarhumah), Surabaya.
Susunan dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah yang dicetak adalah : Hadiah fatihah, “ALLOOHUMMA YAA WAAHIDU…...........”, ALLOOHUMMA KAMAA ANTA AHLUH ...........……”, “YAA SYAAFI’AL KHOLQIS-SHOLAATU WASSALAAM ...……” tanpa “YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOOH” dengan dilengkapi keterangan tentang cara pengamalannya dan termasuk garansi tersebut di atas.
Setelah lembaran Sholawat Wahidiyah dengan susunan di atas beredar secara luas, disamping banyak yang menerima, juga ada yang menolak / mengontrasinya. Kebanyakan alasan para pengontras adalah adanya garansi : Menawi sampun jangkep sekawan doso dinten boten wonten perobahan manah, kenging dipun tuntut dun-ya wa ukhro -“Kedunglo Kediri”. Mereka memberikan penafsiran tentang garansi dengan
pemahaman yang jauh bertentangan dengan makna sebenarnya. Pemahaman mereka terhadap “garansi” menjadi: “Barang siapa mengamalkan Sholawat Wahidiyah dijamin masuk surga”.
Sebenarnya kalimat garansi / pertanggungjawaban tersebut merupakan suatu ajaran atau bimbingan agar kita meningkatkan rasa tanggung jawab dengan segala konsekwensi kita terhadap segala sesuatu yang kita lakukan; Bahasa populernya “berani berbuat, berani bertanggung jawab”.

Masih pada tahun 1964, setelah pelaksanaan peringatan ulang tahun Sholawat Wahidiyah yang pertama, di Kedonglo diadakan Asrama Wahidiyah
I yang diikuti para kyai dan tokoh agama dari daerah Kediri, Blitar, Nganjuk, Jombang, Mojokerto, Surabaya, Malang, Madiun dan Ngawi.
Asrama ini dilaksanakan selama tujuh hari tujuh malam. Kuliah-kuliah Wahidiyah diberikan langsung oleh Beliau sendiri. Di dalam Asrama ini lahirlah kalimat nidak “YAA SAYYIDII YAA
ROSUULALLOOH”. Untuk melengkapi amalan Sholawat Wahidiyah yang telah ada, kalimat nidak tersebut dimasukkan dalam lembaran Sholawat Wahidiyah. Lembaran Sholawat Wahidiyah yang
berisikan tiga rangkaian itu beredar dengan tidak ada perubahan sampai awal tahun 1968.
Asrama Wahidiyah II selama 6 (enam) hari, dari Senin sampai Ahad tanggal 5 –11 Oktober 1965 di Kedunglo. Di dalam Kuliah Wahidiyah yang Beliau sampaikan, antara lain Beliau mnerangkan tentang GHOUTSUZ ZAMAN dengan panjang lebar. Pada saat itu lahir dari kandungan Beliau:

ﻳَﺂ ﺃَﻳّـُـﻬَـﺎ ﺍﻟْـﻐَﻮْﺙُ ﺳَــــﻼ َﻡُ ﺍﻟﻠﻪ ْ *ﻋَـﻠَــﻴْـﻚَ ﺭَﺑـّـــِﻨﻲْ ﺑِـﺈﺫْﻥِ ﺍﻟﻠﻪ 
ﻭَﺍﻧـْﻈـُﺮْ ﺇِﻟـَﻰَّ ﺳَـﻴّــﺪِﻯْ ﺑِﻨَـﻈــْﺮَﺓ ْ * ﻣُـﻮْﺻِﻠَـﺔٍ ﻟـّّﻠْﺤَـﻀْـﺮَﺓِ ﺍﻟْـﻌَـﻠِـﻴَّﺔْ

Amalan tersebut merupakan suatu jembatan emas yang menghu-bungkan tepi jurang pertahanan nafsu di satu sisi dan tepi kebahagiaan yang berupa kesadaran kepada Alloh wa Rosuulihi,
Shollalloohu 'alaihi wasallam di sisi lain. Para Pengamal Sholawat Wahidiyah menyebutnya "ISTIGHOTSAH". Ini tidak langsung dimasukkan ke dalam rangkaian Sholawat Wahidiyah dalam lembaran-lembaran yang diedarkan kepada masyarakat. Tetapi para Pengamal Wahidiyah yang sudah agak lama dianjurkan untuk mengamalkannya terutama dalam mujahadah- mujahadah khusus.
Pada tahun 1965 Beliau memberi ijazah lagi berupa kalimat nida’ “ ﻓﻔﺮﻭﺍ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ dan ﻭﻗــــﻞ ﺟــــﺎﺀ ﺍﻟﺤـــــﻖ Kalimat nidak ini pada saat itu jug belum dimasukkan dalam rangkaian pengamalan Sholawat Wahidiyah, tetapi dibaca oleh imam dan
makmum pada akhir setiap do’a. Begitu juga “WAQUL JAA-AL HAQQU…” belum dirangkaikan dengan “FAFIRRUU ILALLOOH” seperti sekarang.
Tentulah ini suatu kebijaksanaan yang
mengandung berbagai macam hikmah dan sirri-sirri yang kita tidak mampu menguraikan, tegasnya kita tidak mengetahuinya. Pada tahun 1968 lahir Sholawat:
ﻋَـﻠَﻰ ﻣُﺤَـﻤَّـﺪٍ ﺷَـﻔِــﻴْـﻊِ ﺍْﻷُﻣَــﻢِ
*
ﻳـَﺎﺭَ ﺑّـَﻨـَﺎ ﺍﻟﻠـّــﻬُـﻢَّ ﺻَـﻞّ ﺳَﻠّــِﻢِِ 
ﺑـِﺎﻟْـﻮَﺍﺣـِﺪِﻳـَّﺔ رَبِّ ﺍﻟْـﻌَﺎﻟَﻤِـﻴْﻦ
*
ﻭَﺍْﻵﻝِِ ﻭَﺍﺟْـﻌَـﻞِ ﺍْﻷَﻧـَـﺎﻡَ ﻣُﺴْـﺮِﻋِـﻴْﻦ
ﻗَـﺮّﺏْ ﻭَﺃَﻟّـِﻒْ ﺑـَﻴْـﻨَـﻨَـﺎ ﻳـَﺎﺭَﺑَّـــﻨَﺎ
*
ﻳـَﺎﺭَﺑَّﻨَﺎ ﺍﻏــْﻔِﺮْ ﻳَﺴّـِﺮﺍﻓْﺘـَﺢْ ﻭَﺍﻫْﺪِﻧـَﺎ

Kemudian “YAA AYYUHAL GHOUTSU….” dan Sholawat ini dima-sukkan ke dalam lembaran Sholawat Wahidiyah yang diedarkan kepada masyarakat.
Pada tahun 1971, menjelang Pemilu di negara kita, lahirlah Sholawat :
ﻳَﺎﺷَﺎﻓِـﻊَ ﺍﻟـْﺨَــﻠْﻖِِ ﺣَﺒـِﻴـْﺐَ ﺍﻟﻠﻪ
*
ﺻَـﻼَﺗُـﻪُ ﻋَـﻠَـﻴْﻚَ ﻣَـﻊْ ﺳَـﻼ َﻣِـﻪِ
ﺿَﻠَّﺖْ ﻭَﺿَـﻠَّّّﺖْ ﺣِﻴْﻠَـﺘِـﻯﻔِﻯﺒَﻠْﺪَﺗِﻰ
*
ﺧُـﺬْ ﺑِﻴَـﺪِﻯْ ﻳَﺎ ﺳَـﻴّـِﺪِﻯْ ﻭَﺍْﻷُ ﻣَّـﺔِ
ﻳَﺎ ﺳَـﻴّـِﺪِﻱْ ﻳَﺎ ﺭَﺳُـــﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪ

Kemudian Sholawat ini dimasukkan ke dalam lembaran Sholawat Wahidiyah diletakkan sesudah “YAA AYYUHAL GHOUTSU…” sebelum “YAA ROBBANAL-LOOHUMMA SHOLLI….”
Pada tahun 1972 Beliau menambah do’a:
“ALLOOHUMMA BAARIK FIIMAA KHOLAQTA WA HAADZIHIL BALDAH” (belum ada kalimat “YAA ALLOOH”).
Pada tahun 1973 bacaan nida' “FAFIRRUU ILALLOOH” dirangkaikan dengan “WAQUL JAA-AL HAQQU…” dan didahului dengan do’a:

ﺑِﺴْـﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟـَّﺮﺣْﻤــﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِـﻴْـﻢ . ﺍﻟﻠّـﻬُـﻢَّ ﺑـِﺤَـﻖّ ﺍﺳْﻤِـﻚَ ﺍْﻷَﻋْـﻈـَــﻢْ , ﻭَﺑـِﺠَـﺎﻩِ ﺳَــﻴّـِـﺪِﻧـَﺎ ﻣُﺤَـﻤَّـﺪٍ ﺻَﻠـَّﻰ ﺍﻟﻠﻪ ُﻋَـﻠَـﻴْﻪ ِﻭَﺳَـﻠـَّـﻢْ , ﻭَﺑِـﺒَﺮَﻛَـﺔِ ﻏـَــﻮْﺙِ ﻫَـﺬَﺍ ﺍﻟﺰَّﻣَـــﺎﻥْ ﻭَﺃَﻋْﻮَﺍﻧِـﻪِ ﻭَﺳَـﺂﺋـِﺮِ ﺃَﻭْﻟِﻴَـﺂﺋِﻚَ ﻳـَﺂ ﺃَﻟﻠﻪ , ﻳـَﺂ ﺃَﻟﻠﻪْ , ﻳـَﺂ ﺁﻟﻠﻪْ , ﺭَﺿِﻰَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗَﻌَﺎﻟَﻯﻌَـﻨْـﻬُﻢْ × 3 ﺑَـﻠّـِﻎْ ﺟَـﻤِﻴْﻊَ ﺍﻟـْﻌَﺎﻟَﻤِــﻴْﻦَ ﻧـِﺪَﺁﺀَﻧـَﺎ ﻫَـﺬَﺍ ﻭَﺍﺟْــﻌَـﻞْ ﻓِـﻴْـﻪِ ﺗـَﺄْﺛِـــﻴْﺮًﺍ ﺑـَﻠِـﻴْﻐًـﺎ ×3
ﻓـَﺈِﻧـَّﻚ َﻋَـﻠَﻰ ﻛُﻞّ ﺷَـﻴْـﺊٍٍِ ﻗَﺪِﻳـْـﺮ , ﻭَﺑِـﺎْﻹِﺟَـﺎﺑـَﺔِ ﺟَﺪِﻳْـﺮ ×3 ﻓَـﻔِﺮُّﻭﺁ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪ ْ× 7
ﻭَﻗُـﻞْ ﺟَﺂﺀَ ﺍﻟْﺤَـﻖُّ ﻭَﺯَﻫَـﻖَ ﺍﻟْـﺒَﺎﻃِﻞُﻁ ﺇِﻥَّ ﺍﻟْـﺒَﺎﻃِﻞَ ﻛـَﺎﻥَ ﺯَﻫُـﻮْﻗًﺎ ×3

Pada tahun 1976 itu pula mulai dilaksanakan nida’ “FAFIRRUU ILALLOOH” dengan berdiri menghadap empat penjuru yaitu pada saat acara Mujahadah dalam rangka peletakan batu pertama Masjid Desa Tanjungsari Tulungagung (Masjid KH. Zaenal Fanani)

Demikian penambahan dan penyempurnaan Sholawat Wahidiyah secara berangsur seirama dengan pengembangan dan penyempurnaan
Ajaran Wahidiyah yang diberikan oleh Hadhrotul Mukarrom Romo Yahi Muallif Sholawat Wahidiyah sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi di dalam ummat masyarakat baik di dalam maupun di luar negeri.
Pada tahun 1978 Beliau menambah do’a
“ALLOOHUMMA BAARIK FII HAADZIHIL-
MUJAAHADAH YAA ALLOOH” yang diletakkan sesudah “ALLOO-HUMMA BAARIK FIIMAA KHOLAQTA WAHAADZIHIL BALDAH”.
Tahun 1980 ada tambahan dalam Sholawat Ma’rifat, yaitu sesudah bacaan: “WATARZUQONAA TAMAAMA MAGHFIROTIKA” ditambah “YAA ALLOOH”. Demikian juga setelah “WATAMAAMA NI’MATIKA” dan seterus-nya sampai “WATAMAAMA RIDLWAANIKA” Jadi sebagaimana dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah sampai sekarang.
Tahun 1981 doa “ALLOOHUMMA BAARIK FIIMAA KHOLAQTA WAHAA-DZIHIL BALDAH” ditambah “YAA ALLOOH”, dan doa “ALLOOHUMMA BAARIK FII HAADZI-HIL MUJAAHADAH YAA ALLOOH” dirobah menjadi “WAFII HAADZIHIL MUJAAHADAH YAA ALLOOH”. Sehingga rangkaiannya menjadi “ALLOOHUMMA BAARIK FIIMAA KHOLAQTA WAHAADZIHIL BALDAH YAA ALLOOH, WAFII HAADZIHIL MUJAAHADAH YAA ALLOOH”.
Pada tanggal 27 Jumadil Akhir 1401 H atau tanggal 2 Mei 1981 M Lembaran Sholawat Wahidiyah yang ditulis dengan huruf Al-Qur’an (huruf Arab) diperbaharui dengan susunan yang sudah lengkap dengan disertai petunjuk cara pengamalannya, Ajaran Wahidiyah dan keterangan tentang ijazah dari Beliau secara mutlak.
Susunan dalam Lembaran Sholawat Wahidiyah seperti itu tidak ada perobahan hingga sekarang kecuali beberapa kalimat dalam penjelasan
keterangan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan aturan bahasa.

Demikian secara kronologis atau urut, sejarah ringkas lahirnya Sholawat Wahidiyah dari awal sampai penyempurnaan di setiap periode. Setiap
penyempurnaan sudah barang tentu memiliki sirri-sirri (rahasia) yang kita tidak mengetahui secara pasti. Hanya ada sebagian dari Pengamal Wahidiyah yang ditunjukkan sirri-sirrinya secara bathiniyah. Mari dalam kesempatan ini kita sowan di haribaan Beliau dengan adab lahir batin yang sebaik-baiknya.
Share:

1 komentar:

Total Tayangan Halaman

BTemplates.com

Pengikut

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog